Kamis, 15 Desember 2016

This Town .. Menapaki Sejarah di Yogyakarta

Kota Yogyakarta, sebuah nama daerah yang pastinya tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Kota yang memiliki beragam julukan yang menarik. Salah satunya adalah kota museum.

Museum? yap, Kota Yogyakarta ini juga dikenal sebagai kota museum karena banyaknya museum yang didirikan disini, bahkan jumlahnya mencapai sekitar 30-an yang tercatat di website Asosiasi Museum Indonesia. Dan jumlah itu belum termasuk dengan museum-museum lain yang belum tercatat.

Tapi kenapa saya tiba-tiba membahas Yogyakarta sebagai kota museum? Beberapa waktu lalu saya mengikuti kegiatan kunjungan observasi museum untuk salah satu mata kuliah Manajemen Museum dari Prodi Perpustakaan dan Informasi, Universitas Pendidikan indonesia. Diluar dari hal tersebut, walaupun ini adalah kegiatan observasi yang dilakukan dengan teman-teman sekelas ternyata ada saja usaha keras yang perlu dilakukan agar perjalanan ini dapat dilakukan, hahaha.

Yap, dalam tulisan ini saya ingin menceritakan museum-musem yang saya kunjungi salah satunya adalah Museum Sonobudoyo dan Benteng Vredeburg.



Museum Sonobudoyo ini berlokasi di Jalan Trikora nomor 6, Yogyakarta. Lokasinya yang strategis dan berada di pusat kota ini membuatnya dapat dengan mudah ditemukan. Lokasinya pun berdekatan dengan Keraton Yogyakarta.

Bentuk bangunan yang dimiliki Museum ini menyerupai bentuk rumah joglo dengan desain arsitektur Masjid Keraton Kesepuhan Cirebon. Hingga ketika memasuki wilayah museum memang begitu terasa hoomie, nyaman bagaikan memasuki rumah dengan pekarangan yang luas dan sejuk dengan berbagai tanaman.

Sebelum masuk tentu kita harus membeli tiketnya terlebih dahulu. Harga yang dikenakannya tidak mahal, cukup dengan 3000 rupiah bagi orang dewasa dan 2500 rupiah untuk anak-anak. Selanjutnya, jika berkunjung dengan rombongan , tentunya akan ada tour guide yang menemani dan menjelaskan mengenai berbagai macam koleksi dan sejarah yang dimiliki oleh Museum ini.

Museum Sonobudoyo merupakan museum terlengkap yang ada di Yogyakarta. Dengan 10 Jenis koleksi yang dimiliki dan 43.235 jumlah benda koleksi. Namun baru sekitar 25% koleksi saja yang sudah di inventarisasi.

Tampilan yang disajikan di museum ini cukup menarik, kita bisa melihat berbagai koleksi benda baik dalam lemari kaca, patung hingga furniture-furniture yang terpajang sesuai dengan jenis koleksi yang ingin ditampilkan.

Selain dengan bantuan tour guide dan tulisan-tulisan yang ada didekat koleksi sebagai penjelas dari koleksi yang dipajang. Mulai dari nama, sejarah dan keterangan untuk koleksi benda-benda yang dipajang. Ada juga layar LCD yang tersedia yang memberikan informasi. Namun ketika saya berkunjung kesana, layar LCD tersebut tidak bisa digunakan karena sedang dalam perawatan.

Yang paling menarik perhatian saya, ketika harus berpindah menuju ruangan lain. Kita akan melewati halaman luar yang dimana disana terdapat Bale Gede, yang tentunya bagi para wisatawan yang berkunjung kesana termasuk saya pasti tidak akan melewatkan kesempatan untuk berfoto-foto disana. Karena memang spotnya sangat cocok dan bagus.




Selanjutnya, tak jauh dari lokasi kita dapat menemui Benteng Vredeberg. Lokasi Benteng Vredeberg berada di Jalan Ahmad Yani no.6 Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Berhadapan dengan Gedung Agung Yogyakarta.

Bentuk bangunan dari benteng ini begitu khas dan kental dengan arsitektur bangunan Belanda tentunya. Karena jika kita ketahui sejarah panjangnya, benteng ini digunakan oleh Belanda untuk menahan serangan dari Keraton Yogyakarta saat itu.

Untuk memasuki benteng, kita perlu membeli tiket terlebih dahulu. Sama seperti Museum Sonobudoyo, harga yang dikenakan sangat murah yaitu 2000 rupiah untuk orang dewasa dan 1000 rupiah untuk anak-anak. Selain tiket masuk, kita pun dapat membeli tiket untuk menontoh tayangan yang disediakan disana.

Di Benteng Vredeberg ini terdapat 4 bangunan terpisah. Dimana jenis-jenis koleksi dan sejarah dibagikan dalam beberapa gedung tersebut. Koleksi yang ditampilkan dalam benteng ini berupa diorama-diorama perjuangan kemerdekaan hingga masa Orde baru, juga benda-benda bersejarah lainnya. Mulai dari foto-foto, lukisan, pakaian dan lainnya.

Di Benteng Vredeberg ini pun kita akan didampingi oleh tour guide yang akan menjelaskan mengenai sejarah-sejarah pergerakan kemerdekaan saat itu.

Selain dengan adanya tour guide disana pun terdapat layar LCD yang membantu dan memberikan informasi mengenai sejarah dan koleksi dengan cara yang lebih interaktif. Selain itu menariknya, kita dapat menggunakan barcode yang jika di scan akan langsung menampilkan informasi mengenai koleksi.

Dua hal di Benteng Vredeberg yang menarik perhatian saya. Terdapat ruang wahana yang dimana didesain dengan bentuk yang menyerupai kejadian asli saat perjuangan dahulu. Sehingga kita akan merasakan dan merasa terbawa dengan suasana perjuangan dan seramnya kejadian saat itu. Juga terdapat ruang arena dimana terdapat beberapa layar LCD yang menyediakan permainan-permainan menarik.


Selain itu kita tidak perlu takut dengan keamanan yang disediakan oleh kedua museum yang saya bahas diatas. Keduanya memiliki standar pengamanan yang baik. Terutama di Benteng Vredeberg, begitu banyak pintu keluar / emergency agar memudahkan kita keluar dari bangunan jika sewaktu-waktu terjadi bencana ketika kita berada didalamnya.

Dalam perawatan koleksinya sendiri kedua museum ini tentu memahami benar bagaimana caranya. Seperti penggunaan alat pengatur suhu, pembersih debu, dan sebagainya terawat dengan benar dan diawasi dengan teratur oleh pengelola.

Mungkin sekian yang akan saya sampaikan. Jika ada kesempatan lain, saya akan kembali mengulas dan meneritakan pengalaman saya dalam mengunjungi suatu tempat ^^ so, jangan sampai terlewat sampai jumpa di tulisan lainnya ..


 

Behind The Door Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang